Perjalanan dan Tujuan
Perjalanan dan Tujuan
Ada seorang atlit renang pemurung, yang begitu kuat keinginannya untuk
menjadi juara Nasional, sehingga berlatih hebat seumur hidupnya. Dia
tahu menjadi juara itulah satu2nya kebahagiaan hidupnya, kesengsaraan
apapun akan dia telan demi kejuaraan itu. Pada saat paling ditunggunya
dan ia menjadi juara nasional, betapa bangga, bahagia, dan senang
hatinya. Tapi hanya dalam seminggu, sudah hilang kebahagiaan itu, dan
kembali dia jadi pemurung kembali.
Ketika SD kita ingin jadi
SMP, ketika SMP ingin jadi SMA, Ketika SMA ingin cepat2 jadi mahasiswa.
Ketika mahasiswa ingin cepat dapat kerja. Ketika kerja kita ingin cepat
berumah tangga... Pengejaran “tujuan” kehidupan yang tak akan pernah
habis. Dan setiap mencapai sesuatu sering kita juga hanya sempat
berbahagia sejenak saja, dan akan mengejar sesuatu yang baru lagi.
Beda bermain dengan bekerja adalah, saat bermain kita menikmati dan
menjalani apa yang kita lakukan tanpa “perduli” akhir dari perjalanan
itu. Seorang pemain golf hanya mendapat nilai, seorang pendaki gunung,
bahkan pulang kelelahan, seorang penyelam hanya pulang dengan kenangan
indah, bernyanyi karaoke tidak untuk dapat trophy, nonton bioskop bukan
untuk mendapatkan uang. Tidak ada “tujuan”, atau “destination”. Dan kita
bisa belajar banyak bagaimana kita bisa menikmati “perjalanan” dalam
kerja dan kehidupan kita dari bermain.
Setiap manusia selalu
perlu punya “destination”, “goal”, “target” yang dicanangkan DAN
menikmati perjalanan pekerjaannya. Journey dan Destination sama2
pentingnya. Tetapi ada orang yang terlalu mementingkan “destination” dan
menganggap segala hal hanyalah sebuat alat untuk mencapai tujuan itu.
Kesengsaraan apapun sanggup asal akan mencapai “tujuan” yang akan
membahagiakan itu. Dan sangat sering setelah mencapai tujuanpun, yang
diterima hanya kekecewaan saja.
Bila di ekstrimkan, ada
“Journey” – person, orang yang mementingkan perjalanan. Dan ada
“Destination” – person, orang yang manganggap tujuan adalah segalanya.
Keduanya secara berlebihan tidak lah baik, tetapi orang2 yang
mementingkan perjalanan kehidupannyalah yang akan lebih dapat menikmati
hidup ini, baik dengan segala kesuksesan ataupun segala kepahitan
kegagalannya.
Tujuan adalah sebuah arahan kemana kita akan
pergi, tetapi fokuskan tindakan dan kehidupan anda pada perjalanan
pekerjaan dan kehidupan. Sikap bersyarat “If….. then……”, seperti: “Kalau
saya punya rumah sendiri dan mobil pribadi maka saya akan bahagia.”
Membuat kita memutus antara bahagia dan tidak hanya dengan syarat punya
rumah dan mobil. Pada kenyataannya sikap ini akan membuat kita nanti
tidak puas lagi, dan saat punya mobil dan rumah akan membuat aturan
baru: Kalau saya menjadi manager dan bisa keluar negeri tiap tahun baru
saya akan bahagia. Dan seterusnya.
Bayangkan; kapan terakhir
anda merasa bahagia atau terpesona dengan kehidupan ini? Mungkin saat
berkumpul bersama seluruh keluarga besar, mungkin ketika berada di Tanah
Lot dan melihat alam yang indah dengan adanya pelangi senja, mungkin
ketika di laut luas menghirup udara segar dan suara ombak yang
mendamaikan jiwa. Disaat kita bahagia dan bermain dan menikmati
keindahan hidup, tidak pernah kita pikirkan “syarat” bahagia, ataupun
“tujuan” kehidupan. Sense of Awe is magic and heaven on earth: Perasaan
terpesona adalah kejaiban dan kebahagiaan kita, tanpa syarat, tanpa
tujuan.
Lakukan perjalanan kehidupan dengan sebaik yang anda
bisa, tujuan hanya arah, dan kalau kita telah melakukan yang terbaik,
sering hasil tujuan akan tercapai dengan sendirinya. Profit bukan
tujuan, hanya sebuah hasil atas perjalanan kerja yang kita lakukan
dengan sebaik baiknya. Kecintaan akan perjalanan, melakukan yang terbaik
dengan passion, beradaptasi dan maju lagi, dan mencintai setiap hari
yang kita lalui dengan penuh semangat, akan membuat kita menjadi yang
terbaik dengan sendirinya. Salam sukses untuk perjalanan anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar